Jakarta
- Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah disebut sebagai salah satu gubernur
terkaya di Indonesia. Menurut juru bicara keluarga Atut, Fitron Nur Ikhsan, hal
tersebut bukan sesuatu yang aneh sebab Ratu Atut sebelumnya adalah seorang
pengusaha dan berasal dari keluarga pengusaha sukses.
"Ibu
Atut ini sudah jadi pengusaha sejak lama. Orang tuanya pengusaha sejak tahun
1960-an dan sudah mendapat proyek besar sejak tahun 1970-an. Ini adalah
keluarga pengusaha. Jika sekarang faktanya beliau adalah seorang gubernur, ya
beliau adalah gubernur yang kaya," ujar Fitron usai diskusi di Warung
Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11/2013).
Ratu
Atut juga diketahui belum pernah melaporkan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK sejak 7 tahun silam. Kini harta kekayaan
Atut semakin meningkat. Meningkatnya jumlah harta kekayaan Atut disebut Fitron
karena Atut baru saja menerima harta warisan dari orang tuanya.
"Kenaikan
(harta) Bu Atut, itu dari orangtuanya yang meninggal, dia ahli warisnya.
Sebelum pilgub itu, orang tuanya meninggal dunia dan sudah dapat harta waris.
Sebagian besar dari tanah," kata Fitron.
Diketahui,
laporan terakhir yang disampaikan Ratu Atut yaitu pada 6 Oktober 2006. Jumlah
total harta kekayaannya saat itu sebesar Rp 41.937.757.809. Di dalam lembaran
LHKPN, Atut tidak memiliki uang dalam bentuk dolar.
Harta
tidak bergerak berupa tanah dan bangunan berjumlah total Rp19.160.418.750. Atur
tercatat memiliki tanah dan bangunan sebanyak 122. Semuanya tersebar di
Bandung, Cirebon, Serang, Pandeglang, Jakarta Barat. Keseluruhan tanah ini
tertulis sebagai hasil perolehan sendiri.
Harta
bergerak berupa alat transportasi dan alat mesin lainnya berjumlah total Rp
3.931.463.539. Atut memilik 38 jenis kendaraan, mulai dari motor hingga mobil.
Beberapa mobil yang dimilikinya yakni, mobil Merk CJ 7 tahun 1981, berasal dari
perolehan sendiri tahun 1989, mobil Daihatsu Taft tahun 1992, perolehan sendiri
tahun 1994, mobil Isuzu Panther 1991, berasal dari hasil sendiri pada 1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar