flash message

Jumat, 16 September 2011

BIOGRAPHY WARKOP

BIOGRAPHY WARKOP DKI (Doni, Kasino, Indro)


Sebener nya alasan pokok gue ngepost, tentang biography WARKOP tuh karena gue nge-fans sama mereka.
Mereka tuh nggk kayak pelawak jaman sekarang yang lagi ngetrend dengan banyolan mereka yang kadang bahwa menggambarkan ke-dunguan mereka, dan itu memang diri mereka sendiri (asli bego)
Tapi, kalo WARKOP lain.

Mereka berakting seolah, mereka dungu, tapi sebener nya mereka Sarjanawan dari salah satu universitas negeri terbaik se-Indonesia, yaitu UNIVERSITAS INDONESIA.

Mereka orang-orang hebat, orang-orang pintar yang ngebanyol dengan cara mereka, yang sukses membuat kita (penonton) memang beranggapan bahwa mereka memang benar-benar dungu.
Itulah Hakikat akting yang sebenar nya, dimana si aktor/aktris dapat membodohi penonton nya.

Dan ini lah sedikit informasi yang gue dapet dari hasil searching di google :


SEJARAH BERDIRI NYA WARKOP
WARKOP atau sebelum nya WARKOP PRAMBORS, yang kemudian di kenal sebagai WARKOP DKI adalah grup lawak legendaris yang di bentuk oleh NANU (nama asli : Nanu Mulyono), RUDI (Rudi Badil), DONO (Wahjoe Sardono), KASINO (Kasino Hadiwibowo), dan INDRO (Indrodjojo Kusumonegoro). NANU, RUDY, DONO dan KASINO adalah mahasiswa UNIVERSITAS INDONESIA (UI), Sedangkan INDRO kuliah di UNIVERSITAS PANCASILA.
Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan santai di WARUNG KOPI yang merupakan garapan dari TEMMY LESANPURA, kepala bagian Programming Radio PRAMBORS.
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori. Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).

Radio Prambors meminta HARIMAN SIREGAR, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors.
Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini.
Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.

Rudi yang semula ikut warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut WARKOP dalam melakukan lawakan panggung.

Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.

Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia.
Semua personil gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses.
Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000.
Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk mentraktir makan teman-teman mereka.
Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.

Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personil mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).

Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka dari itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, agar bisa terbebas dari keharusan membayar royalti.

Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka. Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito, kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).


PERSONIL
DONO
Nama lahir : Wahyu Sardono
Tmpt Tgl Lahir: Solo,30 September 1951
Meninggal:30 Desember 2001 (umur 50)
Nama lainono (Warkop)
Pekerjaan: Aktor, pelawak, dosen sosiologi fakultas ilmu sosial Universitas Indonesia



KASINO


Kasino Hadiwibowo (Gombong, Jawa Tengah, 15 September 1950 – Jakarta, 16 Desember 1997) adalah pelawak Indonesia yang tergabung dalam kelompok lawak Warkop.
Orangtuanya, dia sendiri dan bahkan Fakultas Ilmu Sosial UI, tempatnya dulu menuntut ilmu, mungkin tidak pernah membayangkan ia bakal menjadi pelawak. Tetapi dia mengaku bahwa sense of humour dimilikinya sejak dulu. Dari kecil saya sudah suka ngejailin orang tutur Kasino yang panggilan akrabnya Seky (artinya, si pesek). Di kampus, kebetulan Seky bertemu orang-orang yang sealiran, seperti Nanu Mulyono (almarhum) dan Wahjoe Sardono. Jadilah mereka membanyol, meng-kick sana-sini.Keberuntungan Seky bermula di malam Jumat, saat ia dan kawan-kawannya kongkow di radio Prambors, cuap-cuap sekenanya model obrolan di warung kopi. Ternyata, acara begitu banyak peminatnya. Setiap acara tiba, pisang goreng, ketan pakai kelapa parut, dan banyak makanan lain, menumpuk di studio. Kebanyakan yang mengirim ibu-ibu, kata Kasino. Mereka kemudian menjadi laris, sebagai penjual tawa.

Di dunia lawak, kehadiran Kasino dan kawan-kawan mengembuskan angin segar. Mereka bukan lagi mengesankan orang udik, tidak makan bangku sekolah, dan mengandalkan plesetan bicara, seperti yang sering dikesankan pelawak sebelumnya. Kelompok Warkop mewakili generasi pelawak terpelajar, yang memiliki warna baru dalam membanyol.

Karier dalam film pun terus melaju. Dalam film Maju Kena Mundur Kena, Kasino dan kedua kawannya masuk dalam kelompok artis yang pernah dibayar paling mahal. Melucu dalam film lebih gampang. Kalau dialognya tak lucu, gambarnya bisa dibikin lucu. Hal ini tak bisa dilakukan di atas panggung atau dalam rekaman kaset.

Ketika menjadi mahasiswa, Kasino banyak menghabiskan waktu di lereng-lereng gunung bersama Mapala UI. Ia menikahi Amarmini yang biasa dipanggil Mieke.

Kasino, wafat pada usia 47 tahun, di selasa malam tanggal 16 Desember 1997, di rumah sakit cipto Mangunkusumo Jakarta Setelah menderita tumor otak. Kasino meninggalkan satu istri dan dua anak.

INDRO


Indro Warkop atau penuh Indrodjojo Kusumonegoro adalah salah satu personel komedian legendaris Warung Kopi DKI (Warkop DKI) dengan Dono (Wahjoe Sardono) dan Kasino (Kasino Hadiwibowo).

Awal Warkop ada apabila diberikan kesempatan untuk tampil di Radio Pambors Jakarta untuk mengisi talk show komedi. Indro sendiri saat itu masih kuliah di Universitas Pancasila Jakarta, sedangkan siswa tema teman-teman di Universitas Indonesia (UI).

Indro yang lahir di Jakarta, 8 Mei 1958, berperan sebagai seorang pria Mastowi dari Tegal. Namun, ia juga muncul beberapa kali dengan aksen Batak di film komedi.

Indro sekarang memiliki hobi berkuda dan wisata Motor Harley-Davidson tetap aktif sebagai seorang badut. Bahkan diyakini ketua seorang pelawak serikat.

Dan ini lah Foto yang saya dapat tentang NANU, dan RUDI BADIL yang saya dapat dari internet:

NANU

Rudi badil (Sekarang) dan Indro Warkop







dan berikut adalah List Filmography, Discography, dan Sinetron mereka yang pernah tayang di layar kaca di kutip dari WIKIPEDIA 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar